Tips Berdamai dengan Perasaan Cemas dan Khawatir Selama Pandemi

    


    Ketakutan tentang COVID-19 dapat berdampak emosional, terutama jika kita sudah hidup dengan gangguan kecemasan. Tapi bukan berarti kita tidak berdaya dan menerima pasrah. Berikut tips yang dapat membantu untuk melewati masa-masa stres ini.

Pahamilah Kecemasanmu

    Ini memang saat yang menegangkan dan penuh kecemasan. Kita berada di tengah-tengah pandemi di seluruh dunia, dengan banyak tempat setidaknya sebagian ditutup, yang lain berjuang untuk membuka kembali dengan aman. Beberapa dari kita berada di daerah di mana tingkat infeksi virus corona ini semakin parah. Yang lain bersiap untuk apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Kita menonton berita dan bertanya-tanya, "Kapan ini akan berakhir?"

    Bagi banyak orang, ketidakpastian seputar virus corona adalah hal yang paling sulit ditangani. Kita masih belum tahu persis bagaimana kita akan terkena dampaknya, berapa lama ini akan berlangsung, atau seberapa buruk hal-hal yang mungkin terjadi. Dan itu membuat kita terlalu mudah untuk merasa ketakutan dan kepanikan yang luar biasa. Tetapi ada banyak hal yang dapat kita lakukan — bahkan dalam menghadapi krisis unik ini — untuk mengelola kecemasan dan ketakutan kita.

Tetaplah Up to Date

Eitss... Tetapi jangan memeriksa berita secara obsesif!🤯 Sangat penting untuk selalu mendapat informasi, terutama tentang apa yang terjadi di lingkungan kita, sehingga kita dapat mengikuti tindakan pencegahan keamanan yang disarankan untuk memperlambat penyebaran virus corona. Tetapi ada banyak informasi salah yang beredar, serta liputan sensasional yang hanya menimbulkan ketakutan. Sangat penting untuk memahami apa yang kita baca dan tonton.
  • Tetap berpegang pada sumber yang dapat dipercaya seperti WHO (World Health Organization), Gugus Tugas Covid-19, Kementrian Kesehatan RI dan otoritas kesehatan masyarakat setempat.
  • Batasi seberapa sering kita memeriksa berita terkini. Pemantauan terus-menerus atas berita dan umpan media sosial dapat dengan cepat berubah menjadi kompulsif dan kontraproduktif — memicu kecemasan alih-alih meredakannya. Batasannya berbeda untuk setiap orang, jadi perhatikan perasaan kita dan sesuaikan.
  • Menjauhlah dari media jika mulai merasa kewalahan. Jika kecemasan adalah masalah yang terus berlanjut, pertimbangkan untuk membatasi konsumsi media pada jangka waktu tertentu (misalnya tiga puluh menit setiap sore pada jam 5).
  • Minta seseorang yang dipercaya untuk sharing berita terkini. Jika merasa lebih baik untuk menghindari media sepenuhnya, mintalah seseorang yang dipercayai untuk menyampaikan informasi terbaru yang perlu kita ketahui.
  • Berhati-hatilah dengan apa yang kita bagikan. Lakukan yang terbaik untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya. https://covid19.go.id/ adalah salah satu tempat untuk memulai. Kita semua perlu melakukan bagian kita untuk menghindari penyebaran rumor dan menciptakan kepanikan yang tidak perlu.

Fokuslah pada hal-hal yang dapat dikendalikan

    Kita berada dalam masa pergolakan besar-besaran. Ada banyak hal di luar kendali, termasuk berapa lama pandemi berlangsung, bagaimana orang lain berperilaku, dan apa yang akan terjadi di lingkungan kita. Itu hal yang sulit untuk diterima, dan begitu banyak dari kita menanggapi dengan terus mencari jawaban di Internet dan memikirkan semua skenario berbeda yang mungkin terjadi. Namun selama kita berfokus pada pertanyaan dengan jawaban yang tidak diketahui dan keadaan di luar kendali pribadi kita, cara ini tidak akan membawa kita ke mana-mana — selain merasa stres, cemas, dan kewalahan.

    Ketika merasa diri kita terjebak dalam ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, cobalah alihkan fokus kita ke hal-hal yang dapat dikendalikan. Misalnya, kita tidak dapat mengontrol seberapa parah wabah virus corona di kota, tetapi kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko pribadi (dan risiko yang tanpa disadari kita akan menyebarkannya ke orang lain), seperti:
  • Sering-seringlah mencuci tangan (setidaknya 20 detik) dengan sabun dan air atau hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60% alkohol.
  • Hindari menyentuh wajah (terutama mata, hidung, dan mulut).
  • Tetap berada dirumah sesering mungkin sebisa mungkin, meski kita tidak merasa sakit.
  • Hindari keramaian dan pertemuan 10 orang atau lebih.
  • Hindari belanja dan perjalanan yang tidak penting.
  • Jaga jarak 2 meter antara kita dan orang lain saat keluar.
  • Tidur yang cukup, dapat membantu mendukung sistem kekebalan kita.
  • Ikuti semua rekomendasi dari otoritas kesehatan.

Tetaplah terhubung — walaupun terisolasi secara fisik

    Bukti menunjukkan bahwa banyak orang terkena virus corona — terutama anak muda yang tampak sehat — tidak memiliki gejala tetapi masih dapat menyebarkan virus. Itulah mengapa hal terbesar yang dapat dilakukan kebanyakan orang saat ini untuk memutus rantai penyebaran adalah mempraktikkan jarak sosial atau yang sering kita sebut social distancing.
    Namun jarak sosial memiliki risiko tersendiri. Manusia adalah makhluk sosial. Kita diciptakan untuk memiliki koneksi. Isolasi dan kesepian dapat memperburuk kecemasan dan depresi, dan bahkan memengaruhi kesehatan fisik kita. Itulah mengapa penting untuk tetap terhubung sebaik mungkin dan mencari dukungan saat kita membutuhkannya, bahkan saat kita mengurangi sosialisasi secara langsung.
  • Prioritaskan untuk tetap berhubungan dengan teman dan keluarga. Jika kita cenderung menarik diri saat depresi atau cemas, coba jadwalkan untuk telepon, ngobrol, atau Zoom untuk melawan kecenderungan itu.
  • Meskipun kunjungan langsung terbatas, gantikan dengan obrolan melalui video. Kontak tatap muka seperti "vitamin" untuk kesehatan mental kita, mengurangi risiko depresi dan membantu meredakan stres dan kecemasan.
  • Media sosial dapat menjadi alat yang ampuh — tidak hanya untuk berhubungan dengan teman, keluarga, dan kenalan — tetapi untuk merasa terhubung secara lebih luas dengan komunitas, negara, dan dunia kita. Itu mengingatkan kita bahwa kita tidak sendiri.
  • Meskipun demikian, perhatikan bagaimana media sosial memengaruhi perasaan kita. Jangan ragu untuk menyudahi pembahasan itu dan orang yang memperburuk kecemasan kita. Berhentilah jika itu membuat kita merasa lebih buruk.
  • Jangan biarkan hanya virus corona yang menjadi topik bahasan dalam setiap percakapan. Penting untuk beristirahat dari pikiran stres tentang pandemi untuk sekadar menikmati kebersamaan satu sama lain — tertawa, berbagi cerita, dan fokus pada hal-hal lain yang terjadi dalam hidup kita.

Jagalah tubuh dan jiwa

    Ini adalah waktu yang sangat sulit, dan semua strategi manajemen stres yang win-win solution, seperti makan makanan sehat, banyak tidur, dan bermeditasi. Di luar itu, berikut beberapa tips untuk berlatih self-care dalam menghadapi kecemasan akibat virus corona.
  • Bersikap baiklah kepada diri sendiri. Bersikaplah santai jika kita mengalami lebih banyak depresi atau kecemasan dari biasanya. kita tidak sendirian dalam perjuangan ini.
  • Pertahankan rutinitas sebaik mungkin. Meskipun kita terjebak di rumah, cobalah untuk tetap pada jadwal tidur, sekolah, makan, atau kerja kita yang biasa. Ini dapat membantu kita mempertahankan rasa kewarasan.
  • Luangkan waktu untuk aktivitas yang kita sukai. Baca buku favorit, tonton film komedi, mainkan board game atau video game yang menyenangkan, buat sesuatu — baik itu resep baru, kerajinan tangan, atau karya seni. Tidak peduli apa yang kita lakukan, selama itu membuat kita tidak khawatir.
  • Keluarlah di alam bebas, jika memungkinkan. Sinar matahari dan udara segar akan membantu. Bahkan berjalan-jalan di sekitar lingkungan kita dapat membuat kita merasa lebih baik. Pastikan untuk menghindari keramaian, jaga jarak dari orang yang ditemui, dan patuhi batasan di daerah kita.
  • Temukan cara untuk berolahraga. Tetap aktif akan membantu kita melepaskan kecemasan, menghilangkan stres, dan mengelola suasana hati. Meskipun gym mungkin ditutup, kita masih bisa bersepeda, jogging, atau berjalan kaki. Atau jika terjebak di rumah, carilah video olahraga di internet yang dapat diikuti. Ada banyak hal yang bisa dilakukan meski tanpa peralatan, seperti yoga dan senam yang menggunakan badan kita sendiri.
  • Hindari "mengobati" diri sendiri. Berhati-hatilah agar tidak menggunakan alkohol atau zat lain untuk mengatasi kecemasan atau depresi.
  • Lakukan latihan relaksasi. Ketika stres membuat sistem saraf kita tidak seimbang, teknik relaksasi seperti pernapasan dalam (deep breathing), meditasi, dan yoga dapat membawa kita kembali ke kondisi yang seimbang. Latihan teratur memberikan manfaat terbesar, jadi mari kita menyisihkan sedikit waktu setiap hari.

Bantulah orang lain (Itu akan membuat kita merasa lebih baik)

    Pada saat seperti ini, kita mudah terjebak dalam ketakutan dan kekhawatiran kita sendiri. Namun di tengah semua cerita tentang orang-orang yang berebut memakai masker atau orang-orang yang membeli dan menyetok bahan makanan secara skala besar, penting untuk menarik napas dan ingat bahwa kita semua bersama-sama melalui ini. Seperti kutipan yang beredar di Italia ini yang mengingatkan kita: "Kita berdiri berjauhan sekarang agar nanti kita bisa saling berpelukan kembali."

    Bukan kebetulan bahwa mereka yang berfokus pada orang lain yang membutuhkan dan mendukung lingkungannya, terutama selama masa krisis, cenderung lebih bahagia dan lebih sehat daripada mereka yang bertindak egois. Membantu orang lain tidak hanya membuat perbedaan bagi lingkungan kita, juga dapat mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan kita sendiri. Banyak penderitaan yang menyertai pandemi ini berasal dari perasaan yang tidak berdaya atau pasrah. Melakukan tindakan yang baik dan bermanfaat untuk orang lain dapat membantu kita mendapatkan kembali kendali atas hidup kita — serta menambahkan makna dan tujuan.

Meskipun kita mengisolasi diri atau menjaga jarak sosial, masih banyak yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain.

  • Ikuti pedoman untuk mencegah penyebaran virus. Meskipun kita tidak berada dalam lingkungan berisiko tinggi, tetap di rumah, sering mencuci tangan, dan menghindari kontak dengan orang lain dapat membantu menyelamatkan nyawa orang yang paling rentan di sekitar kita dan mencegah membebani tenaga kesehatan secara berlebihan.
  • Jangkau orang lain yang membutuhkan. Jika Anda mengenal orang-orang di komunitas kita yang terisolasi — terutama orang tua atau penyandang cacat — kita masih dapat menawarkan dukungan. Mungkin tetangga yang lebih tua membutuhkan bantuan belanjaan atau makanan? Kita selalu dapat meninggalkan paket di depan pintu mereka untuk menghindari kontak langsung. Atau mungkin mereka hanya perlu mendengar suara yang meyakinkan melalui telepon. Banyak grup media sosial lokal dapat membantu menghubungkan kita dengan orang-orang yang rentan di daerah kita.
  • Jadilah pengaruh yang menenangkan. Jika teman atau orang yang kita cintai sedang panik, cobalah membantu mereka untuk tetap berfikir positif tentang situasinya. Alih-alih menakuti atau memberikan kepercayaan pada rumor palsu, rujuk mereka ke sumber berita terkemuka yang terpercaya. Menjadi pengaruh yang positif dan mengangkat di masa-masa sulit ini dapat membantu kita merasa lebih baik tentang situasi kita sendiri juga.
  • Bersikaplah baik kepada orang lain. Penyakit menular tidak pernah terkait dengan kelompok ras atau etnis apa pun, jadi sampaikan pendapat kita jika kita mendengar stereotip negatif yang hanya mendorong prasangka. Dengan pandangan dan niat yang benar, kita semua dapat memastikan bahwa kebaikan dan amal menyebar ke seluruh komunitas kita bahkan lebih cepat daripada virus ini.

Kontak Penting Darurat Covid-19 🤙

Poster Darurat Covid-19

Silahkan unduh poster-poster berikut dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.




Thanks to:

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peningkatan Kompetensi TIK Guru SDIT Al-Ittihad Pekanbaru

Tidak Takut Berinovasi dengan TV Edukasi

International Essay Contest by GOI Peace Foundation-UNESCO